Sekilas Tentang R Paulus
SEKILAS TENTANG PAULUS
Kisah Para Rasul 7:58 mencatat kemunculan Paulus yang mula-mula dalam Alkitab. Karena ia mulanya adalah seorang Farisi yang fanatik, namanya tercatat di situ sebagai Saulus. Diperkirakan lahir sekitar tahun 3 M dari suku Benyamin (Fil. 3:5), Paulus tumbuh menjadi seorang penganut Yudaisme yang setia.[1] Setelah pertobatannya yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 9:1-19a; 22:3-16; 26:9-18; Galatia 1:11-24; Paulus menjadi rasul yang berperan penting dalam pertumbuhan gereja mula-mula. Bruce Chilton bahkan menjulukinya sebagai “rasul yang radikal.”[2]
Paulus bertobat dalam perjalanannya ke Damsyik (Kis. 9:1-19a) saat ia hendak menganiaya pengikut Jalan Tuhan. Setelah itu dua tahun lamanya ia berada di Arab. Pertobatannya bukan
[1] Dalam bukunya Survey Perjanjian Baru, Merril C. Tenney berpendapat bahwa sesungguhnya “agama Kristen adalah anak Yudaisme” (Malang: Gandum Mas, 1993). Yudaisme adalah suatu agama yang didasarkan dari suatu wahyu dari Allah yang dituangkan dalam Kitab Suci yang berisi hukum dan nubuat para nabi, yang diakui sebagai Firman Allah sendiri pada waktu Ia berbicara pada para hamba pilihanNya. Perbedaan vital antara Yudaisme dengan Kekristenan adalah penyangkalan Yudaisme terhadap Kristus.
[2] Studi Perjanjian Baru Bagi Pemula (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004) 53. Ia dianggap radikal karena penerimaannya yang penuh gairah akan keyakinan supranatural yang mendalam tetnang Yesus sebagai Anak Allah dan juga karena tafsirannya yang khas mengenai iman, yang menyebabkan ia berselisih paham dengan orang Kristen lain sezamannya.
hanya merupakan pertobatan yang sudden dan dramatic, melainkan juga pertobatan yang unik karena sekaligus adalah panggilan untuk melayani (Gal. 1:15, 16; Kis. 22:14,15). Paulus bukan hanya rasul yang besar, melainkan ia juga seorang misionaris. Oleh sebab itu ia disebut juga sebagai misionaris apostolik. Beberapa hal yang perlu digarisbawahi dalam panggilan Paulus sebagai seorang misionaris apostolik adalah sebagai berikut:
- Dipanggil oleh anugrah dan kedaulatan Allah (1Kor. 15:10; 1Tim. 1:13-16; Ef. 3:2,7)
- Ada dimensi kenabian dalam panggilan Paulus (Gal. 1:15; bdk. dengan panggilan Yesaya dan Yeremia).
- Dipanggil untuk memberitakan Injil, khususnya kepada bangsa non-Yahudi (Gal. 1:16; Ef. 3:3,4,9).
- Di dalam pelayanannya, Paulus mendirikan gereja-gereja baru.
- Namun ia bukan hanya menanam gereja-gereja baru saja, melainkan juga memikirkan bagaimana memelihara jiwa-jiwa baru tersebut (Rm. 1:5 bdk. dengan Rm. 16:26).
- Peranan suffering (penderitaan) dalam misi Paulus, yang dianggap sebagai sarana dalam pekabaran Injil. Suffering bukan hanya efek camping, melainkan bagian integral dalam panggilan Paulus (Kis. 9:15,16; 1Kor. 15:30,31; 2Kor. 4:7-12).
Kronologi kehidupan rasul Paulus secara lengkapnya dapat kita urutkan sebagai berikut:[1]
Tanggal: AD | Peristiwa |
3(?) | Kelahiran Paulus |
18-30 | Pelatihan di Yerusalem |
33/34 | Pertobatan |
34-36 | Di Arab |
46 | Di Yerusalem |
46-48 | Perjalanan Misi yang pertama: Asia Kecil (Kis. 13:4-14:28) |
48-49 | Sidang Yerusalem (Kis. 5 dan Gal. 2) |
49-52 | Perjalanan Misi yang Kedua: Asia Kecil dan Eropa (Kis. 15:36-18:22) |
53-57 | Perjalanan Misi yang Ketiga: Asia Kecil dan Eropa (Kis. 18:23-21:17) |
58-60 | Pemenjaraan di Kaisarea (Kis. 21:18-23:35) |
60-61 | Perjalanan ke Roma |
61-63 | Pemenjaraan di Roma |
63-66 | Pelayanan sampai ke Spanyol |
66-67 | Pemenjaraan di Roma dan eksekusi |
Paulus dikenal sebagai rasul yang mencurahkan banyak perhatian pada PL. Ini tidak mengherankan mengingat latar belakangnya sebagai seorang Farisi yang tentunya menguasai PL dengan baik (Fil. 3:5). Dalam tulisannya, Paulus lebih suka mengutip PL versi Septuaginta dari pada yang ditulis dalam bahasa Ibrani.[2] Fakta yang penting untuk kita ketahui adalah Paulus bukanhanya seorang Kristen sejati, melainkan juga seorang Yahudi tulen. Ini perlu diperhatikan supaya kita lebih dapat memahami tulisannya.
Namun meski ia diakui sebagai seorang pemikir besar, tulsian Paulus seringkali dianggap sukar dipahami. Akan tetapi pada dasarnya Paulus tidaklah bermaksud demikian. Orang seringkali bingung memahami tulisannya karena ia memang berusaha mengatakan hal-hal yang sebelumnya belum pernah dikatakan orang lain sehingga sulit untuk menemukan kosa katanya.[1] Lagipula ada kesulitan lain bagi kita untuk mengetahui dengan jelas dan pasti apa sebenarnya yang hendak Paulus utarakan dan apa yang sebenarnya ia hadapi. Kesulitan tersebut adalah bagaimana pun sumber yang kita gunakan berbentuk surat, yang merupakan suatu media komunikasi dari seorang penulis yang dikenal lepada sekelompok orang tertentu dalam keadaan yang khusus pula sebagaimana Dunn menyatakannya sebagai berikut: “one of the principal fascinations of these letters, indeed, is their self-relevatory carácter.”[2] Oleh karena disampaikan dalam bentuk surat, maka argumen dan desakan yang Paulus kemukakan dalam tulisannya difokuskan pada sistuasi yang dihadapi oleh pendengar/penerimanya dan pandangan-pandangan dari mereka yang menentangnya. Oleh sebab itu mustahil bagi kita untuk dapat memahami argumen dan nasihat yang dipaparkannya tanpa kesadaran akan berbagai situasi dan pandangan yang dihadapi oleh Paulus.
Berikut adalah skema pembagian surat-surat Paulus menurut cirinya:[3]
SURAT-SURAT PAULUS | ||||
Ciri | Nama | Tgl. : A. D. | Asal | Teologi |
Umum | Galatia
1 Tesalonika 2 Tesalonika 1 Korintus 2 Korintus Roma |
48
50 50 55 55 57 |
Antiokhia/Siria
Korintus Korintus Efesus Makedonia Korintus |
Soteriologi dan Eskatologi |
Penjara | Efesus
Filipi Kolose Filemon |
62
63 62 62 |
Roma
Roma Roma Roma |
Kristologi |
Pastoral | 1 Timotius
Titus 2 Timotius |
63
63 67 |
Macedonia
Korintus Roma |
Ekklesiologi |