Disiplin Gereja dalam Pertumbuhan Jemaat
1. Tujuan dari pada disiplin
- Memimpin orang yang jatuh ke jalan yang benar Galatia 6:1 Bukan menghakimi atau menghukum dia. Jadi, disiplin justru dilakukan karena kita mengasihi orang yang jatuh itu.
- Mepertahankan kesucian tubuh Krisrtus . Dosa yang dibiarkan dalam jemaat merupakan “ sedikit ragi ( yang akan) mengkamiri seluruh adonan. ( I Kor 5:6). Dosa yang tidak dihadapi oleh jemaat dapat merusakkkan kerohanian dan kesatuan seluruh tubuh dan akan mendatangkan kecaman dari dunia terhadap kemunafikan orang Kristen
- Menginsafkan seluruh jemaat akan betapa seriusnya dosa sehingga semuanya menjadi takut . “ Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya, maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu “ ( KPR 5:5) “ Mereka yang berbuat dosa hendaklah Kau tegur di depan semua orang agar yang lain itupun takut (I Tim 5:20)
2. Persoalan-persoalan yang memerlukan disiplin
Mengenai persoalan-persoalan yang memerlukan disiplin dalam PB ada beberapa contoh yang disebut :
- Tingkah laku yang asusila yang berhubungan dengan soal seks ( I Kor 5:1-13)
- Orang kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk, penipu, ( I Kor 5:11)
- Konflik-konflik pribadi yang belum bisa diselesaikan ( Mat 18:15-17)
- Perpecahan dalam jemaat ( Roma 16:17-18; Titus 3:10-11)
- Ajaran-ajaran palsu (Gal 1:8-9; I Tim 1 :19-20) Masalah ini menyangkut doktrin-doktrin yang pokok saja misalnya tentang Kristus, keselamatan oleh iman, dosa dsb. Selain doktrin semacam itu orang-orang percaya boleh berpegang pada pendapat yang berbeda-beda tentang pengajaran dan penafsiran tertentu
- Cara melaksanakan disiplin Mat 18:15-20 yang sangat penting di sini adalah sikap jemaat dalam melaksanakan disiplin terhadap seorang anggota yang berdosa :
- “ dalam Roh lemah lembut “ ( Galatia 6:1).
- Dengan rasa ikut sedih , pengampunan dan kasih…” Sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat. Sebab itu Aku menasehatkan kamu, supaya kamu sunngguh-sungguh mengasihi Dia ( II Klorintus 2:7-8).
- Dengan sikap persaudaraan … “ Tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh tegurlah ia sebagai seorang saudara (II Tesalonika 3:15)